KHOTBAH NIKAH PADA ACARA PERNIKAHAN
Assalamualaikum w.w.
Ananda
......................................................................., calon
suami-isteri yang berbahagia.
Selama ini kalian menjadi amanah di tangan orang tua kalian
masing-masing.
Kalian dipeliharanya, dibesarkannya, dididiknya,
disekolahkannya dan seterusnya sekarang ini kalian diantarkannya memasuki pintu
gerbang pernikahan.
Kasih sayang orang tua kalian kepada kalian ternyata
melebihi kasih sayang mereka kepada diri mereka sendiri. Kini tibalah giliran
mereka menyerahkan amanah itu kepada kalian berdua.
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah.
Mengapa setiap mahluk melakukan perkawinan ?
Para ahli menjelaskan,
karena ada sesuatu dalam diri setiap mahluk yang tidak kecil peranannya dalam
wujud ini. Sesuatu itu adalah naluri yang melahirkan dorongan seksual. Sepasang
burung berkicau dan bercumbu sambil merangkai sarangnya. Bunga mekar dengan
indahnya merayu burung dan lebah agar mengantarkan benihnya ke bunga yang lain,
supaya dibuahi.
Bukan hanya binatang dan tumbuh-tumbuhan saja,
bahkan- kata para ahli- atom yang positip dan negatif, tarik menarik demi
memelihara eksistensinya.
Demikianlah naluri mahluk, masing-masing memiliki pasangan
dan berupaya untuk bertemu dengan pasangannya.
Agaknya tidak ada satu naluri yang lebih dalam dan lebih
kuat dorongannya melebihi dorongan naluri pertemuan dua lawan jenis, pria dan
wanita, jantan dan betina, positif dan negatif. Itulah ciptaan Allah SWT dan
itulah peraturan-Nya.
z`»ysö6ß
Ï%©!$#
t,n=y{
ylºurøF{$#
$yg¯=à2
$£JÏB
àMÎ7/Yè?
ÞÚöF{$#
ô`ÏBur
óOÎgÅ¡àÿRr&
$£JÏBur
w tbqßJn=ôèt
(Q.S. Yasin : 36).
Artinya: Maha
suci Allah yang menciptakan semua pasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi,
dari jenis mereka (manusia) maupun dari (mahluk-mahluk) yang mereka tidak
ketahui.
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah.
Mendambakan pasangan itu merupakan fitrah sebelum dewasa;
Dan dorongan yang sulit dibendung setelah dewasa.
Kesendirian, dan lebih gawat lagi
keterasingan, sungguh dapat menghantui manusia, karena manusia itu pada
dasarnya adalah mahluk sosial, mahluk yang membawa sifat dasar ketergantungan.
t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ
2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
KHALAQAL INSANA MIN ‘ALAQ, begitu bunyi wahyu pertama Al
Quranul Karim.
Memang, sewaktu-waktu manusia itu bisa merasa senang dalam
kesendiriannya, akan tetapi tidak untuk selamanya.
Manusia menyadari, bahwa hubungan yang dalam dan dekat
dengan pihak lain akan membantunya untuk mendapatkan kekuatan dan membuat dia
lebih bisa menghadapi tantangan. Karena alasan-alasan inilah maka manusia
melakukan pernikahan, berkeluarga, bahkan bermasyarakat dan berbangsa.
Allah SWT Maha Mengetahui, bahwa hal seperti itu dialami
oleh semua manusia, baik pemuda maupun pemudi, duda maupun janda.
Oleh karena itu, Al Quranul Karim ketika berbicara
tentang janda yang belum selesai iddahnya, menyatakan :
tûïÏ%©!$#ur
tböq©ùuqtFã öNä3ZÏB tbrâxtur %[`ºurør& z`óÁ/utIt £`ÎgÅ¡àÿRr'Î/ spyèt/ör& 9åkôr& #Zô³tãur (
#sÎ*sù z`øón=t/ £`ßgn=y_r& xsù yy$oYã_ ö/ä3øn=tæ $yJÏù z`ù=yèsù þÎû
£`ÎgÅ¡àÿRr& Å$râ÷êyJø9$$Î/ 3
ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=yJ÷ès? ×Î6yz ÇËÌÍÈ
234. Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu
dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan
dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila Telah habis
'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat
terhadap diri mereka[147] menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat.
[147]
Berhias, atau bepergian, atau menerima pinangan.
(Q.S. Al Baqarah 234).
Artinya : Tidak ada dosa bagimu ( hai para wali),
membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka secara makruf.
Maksud ayat tersebut adalah mereka, janda-janda (karena
suaminya meninggal dunia itu) boleh berhias, bepergian dan menerima pinangan.
Sedang para lelaki diingatkan oleh lanjutan dari ayat itu
(Q.S. Al Baqarah: 235)., yang artinya:
Tidak ada dosa bagimu meminang wanita-wanita itu dengan
(kalimat) sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka). Allah
mengetahui, bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah.
Dari sinilah Islam mensyariatkan dijalinnya pertemuan pria
dan wanita ; diarahkannya pertemuan itu sedemikian rupa hingga terlaksana apa
yang disebut pernikahan untuk mengusir hantu keterasingan dan untuk mengalihkan
kerisauan menjadi ketentraman.
(Q.S. Ar-Rum: 21)
Artinya: Diantara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan
Allah) adalah Dia menciptakan dari jenismu pasanga-pasangan agar kamu
(masing-masing) memperoleh ketentraman dari (pasangan)-nya dan
dijadikannya diantara kamu mawaddah dan rohmah. Sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir
(Q.S. An-Nisa’:3).
Artinya: Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil, maka ( kawinilah) seorang saja.
Selanjutnya, dalam hubungan berlaku adil itu, pada ayat
lain ditegaskan.
(Q.S. An-Nisa’: 129).
Artinya: Dan kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil
diantara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena
itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu
biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan
memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Maksud ayat tersebut adalah, bahwa suami tidak akan dapat
berlaku adil diantara istri-istrinya, walaupun si suami itu sangat ingin
berlaku demikian. Jadi, kawinilah seorang saja.
Ananda calon suami istri, yang berbahagia.
Membangun RUMAH TANGGA itu, bukan seperti membangun rumah
gedung bertingkat. Menyusun batu bata di atas batu-bata. Tidak juga seperti
membuat taman, merangkai bunga di samping bunga. Juga bukan seperti menghimpun
binatang dalam satu kandang, satu jantan sepuluh betina. Bukan, bukan seprti
itu, melainkan membangun rumah tangga itu dimulai dengan pernikahan antara
seorang pria dan...... seorang wanita, seperti yang berlangsung sekarang ini,
antara kalian berdua dengan beberapa syarat, antara lain yang selalu harus
dipahami dan dihayati, pertama adalah yang berkaitan dengan ijab kabul, serah terima
pernikahan. Serah terima itu pada hakikatnya adalah ikrar untuk hidup bersama,
seiya sekata mewujudkan sakinah atau ketentrama dengan melaksanakan segala
tuntutan dan kewajiban. Saling wasiat mewasiati-lah tentang suami dan istri
untuk berbuat baik.
Kalian menerimanya atas dasar amanat Allah, dan menjadi
halal hubungan seksual itu atas dasar kalimat Allah. Itulah yang selalu harus
diingat dan dihayati, agar menjadikan kehidupan rumah tangga kalian dinaungi
oleh makna kalimat itu, kebenaran, keadilan, langgeng tidak berubah, luhur
penuh kebajikan dan dikaruniai anak yang soleh-solehah, penyejuk mata,
penyenang hati, berbakti kepada kalian ayah bundanya dan kakek neneknya serta
santun pada ahli keluarga dan tetangga disekitarnya. Itulah yang pertama, ijab kabul. Yang kedua, yang
perlu digaris bawahi dalam konteks pernikahan ini adalah mahar. Suami
berkewajiban menyerahkan mahar atau maskawin kepada istri. Islam menganjurkan
agar maskawin itu sesuatu yang bersifat materi. Oleh karena itu bagi yang tidak
memilikinya, dianjurkan untuk menangguhkan pernikahan sampai dia memiliki
kemampuan. Akan tetapi jika karena satu dan lain hal, dia harus juga melakukan
pernikahan, maka cincin besi pun jadilah. Begitulah sabda Nabi Muhammad SAW.
Dan jika cincin besi inipun tidak dimilikinya, sedang pernikahan tidak dapat
ditangguhkan lagi, maka maskawin itu boleh berupa jasa mengajarkan Al Quran.
Begitulah petunjuk Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan oleh kedua
pakar hadis, Bukhari dan Muslim.
Ananda Calon Suami Istri serta hadirin Rahimakumullah
Mahar atau mas kawin itu adalah lambang kesiapan dan
kesediaan suami untuk memberi nafkah kepada istri dan putra-putrinya. Selama
maskawin itu bersifat lambang, maka tidak harus banyak, bahkan sebaik-baik
maskawin adalah seringan-ringannya. Begitu sabda nabi Muhammad SAW, walaupun Al
Quran tidak melarang untuk memberi sebanyak mungkin mas kawin. Mengapa demikian
? Karena pernikahan itu bukanlah akad jual beli. Mas kawin itu bukan harga dari
seorang perempuan.
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah
Tali-temali
pengikat pernikahan itu pada pokoknya ada empat:
Yang pertama: CINTA.
Cinta itu adalah kecenderungan hati kepada sesuatu.
Kecenderungan ini boleh jadi disebabkan lezatnya yang dicintai atau karena
manfaat yang diperoleh daripadanya. Cinta sejati antar manusia terjalin bila
ada sifat-sifat pada yang dicintai sesuai dengan sifat yang didambakannya. Rasa
inilah yang menjalin pertemuan antara kedua pihak dalam saat yang sama dicintai
dan mencintai.
Yang kedua: MAWADDAH:
Yaitu sesuatu di atas cinta yang seharusnya mengikat
hubungan suami istri. Tahukah ananda berdua, apa yang disebut mawaddah itu ?
Mawaddah, maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan
. Kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Demikian menurut
pakar M. Quraish Shihab. Mawaddah itu adalah cinta plus. Bukankah yang
mencintai, -disamping akan terus berusaha mendekat dan mendekat- sesekali
hatinya kesal juga, sehingga cintanya pudar, bahkan putus. Sedang bagi orang
yang didalam hatinya bersemi mawaddah atau cinta plus itu, dia tidak akan memutuskan
hubungan, seperti yang biasa terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan
hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintunya pun sudah
tertutup, tidak bisa dihinggapi keburukan lahir dan batin, yang mungkin datang
dari pasangannya. Mawaddah adalah cinta plus yang tampak dampaknya pada
perlakuan, serupa dengan tampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat
kepada seseorang.
Yang ketiga: RAHMAH.
Rahmah adalah kondisi psikologis, yang muncul di dalam
hati, akibat menyaksikan ketidak berdayaan, sehingga mendorong yang
bersangkutan untuk melakukan pemberdayaan. Karena itu, dalam kehidupan keluarga
masing-masing suami dan istri akan bersunguh-sungguh , bahkan bersusah payah,
demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya.
Rahmah itu menghasilkan kesabaran......., murah hati, tidak
angkuh, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tidak pemarah dan tidak
pendendam. Ia menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segalanya. Sementara
mawaddah tidak mengenal batas dan tidak berkesudahan.
Mengapa Al Quranul Karim menggaris bawahi hal ini dalam
rangka jalinan perkawinan. Agaknya karena betapapun hebatnya seseorang, pasti
dia memiliki kelemahan. Dan betapapun lemahnya seseorang pasti ada juga unsur
kekuatannya. Suami dan istri tidak luput dari keadaan demikian, sehingga suami
dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi.
(Q.S. An Nisa : 1)
Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu
dan menciptakan darinya (diri itu) pasangannya
(Q.S. Ar Rum : 21)
Artinya : Allah menjadikan dari diri kamu pasangan ?
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah
Firman-firman tersebut mengandung isyarat, bahwa suami dan
istri harus dapat menjadi diri pasangannya dalam arti masing-masing harus
merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh pasangannya dan
masing-masing harus mampu memenuhi kebutuhan pasangannya itu.
(Q.S. Al Baqarah : 187)
Artinya : Istri-istri kamu adalah pakaianmu dan kamu adalah
pakaian mereka
Ayat tersebut tidak hanya mengisyaratkan, bahwa suami dan
istri saling membutuhkan, melainkan juga berarti, suami dan istri masing-masing
menurut kodratnya memiliki kekurangan, harus dapat berfungsi menutup kekurangan
pasangannya itu.
Ananda calon suami istri serta hadirin rahimakumullah.
Para pakar mengatakan,
bahwa kasih sayang disuburkan dengan kesadaran, tak seorang pun yang sempurna.
Kekurangan yang dimiliki istri boleh jadi dimiliki juga oleh suami dalam bentuk
yang lain. Kesalahan yang dilakukan oleh suami dapat juga dilakukan oleh istri
dalam bentuk yang sama atau yang lain. Kesadaran demikianlah yang dapat
memelihara dan menyuburkan kasih sayang. Akan tetapi jika kasih sayang
itu pun putus, jangan putuskan pernikahan, karena ada amanah yang harus
dipertahankan.
Yang keempat : AMANAH
Istri adalah amanah bagi sang suami dan suamipun
amanah bagi sang istri. Tidak mungkin orang tua kalian dan keluarga kalian
masing-masing akan merestui pernikahan ini tanpa adanya rasa percaya dan aman.
Suami, demikian juga istri, tidak akan menjalin hubungan kecuali jika
masing-masing merasa aman dan percaya kepada pasangannya. Penikahan ini bukan
hanya amanat dari mereka, melainkan juga amanat dari Allah swt. Bukankah ia
dijalin atas nama Allah dengan menggunakan kalimat-Nya.
Hadirin Rahimakumullah
Ada
seorang pria datang kepada saidina Umar ra. dan menyampaikan rencananya
menceraikan istrinya.
Umar, Kahalifah Rasulullah saw yang kedua itu berkomentar
antara lain:
Dimana engkau letakkan amanah yang telah engkau terima itu.
Lalu beliau membaca firman Allah :
(Q.S. An Nisa: 19)
Artinya: Seandainya kamu tidak menyukai mereka (maka
bersabarlah/jangan ceraikan). Mungkin kamu tidak mrnyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Ananda calon suami istri, serta hadirin Rahimakumullah
Amanah itu terpelihara dengan mengingat Allah. Kebesaran,
kekuasaan dan kemurahan-Nya. Ia dipelihara dengan melaksanakan tuntunan agama.
Siramilah amanah itu dengan shalat walau pun hanya lima kali sehari.
Ananda calon suami isteri yang berbahagia
Camkan beberapa ketentuan dan nasehat berikut ini:
(Al Maidah:1)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah
akad-akad perjanjian
(Q.S. At Thalaq:6).
Artinya: Tempatkanlah mereka (istri) itu dimana kamu
bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka.
(Q.S. Al Baqarah:228).
Artinya: Para istri
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf
, dan para suami mempunyai satu derajat di atas para istri
Tahukah ananda, apa yang dimaksud dengan derajat itu?
Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istri
untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
Oleh karena itu, Syekh Al Mufassirin, Guru Besar Para
Penafsir , Imam At Thabari menulis: Walaupun ayat ini disusun dalam redaksi
berita, akan tetapi maksudnya adalah anjuran bagi para suami untuk
memperlakukan istrinya dengan sifat yang terpuji, agar mereka memperoeh derajat
itu.
Rasulullah saw melukiskan suami yang baik adalah sebagai
berikut: Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik perlakuannya terhadap
istrinya. Sedang istri yang baik adalah: Bila dipandang menyenangkan: diminta
memperkenankan; dan bila suaminya bepergian, dipeliharanya harta dan
kehormatannya.
Ketahuilah,
Seorang ibu pernah menasehati puterinya menjelang
pernikahan.
Ujarnya: hai anakku; Jadilah terhadap suamimu bumi tempat
dia berpijak, niscaya dia akan menjadi bagimu langit tempat engkau berteduh.
Perhatikan nasehat berikut ini antara lain:
Yang pertama dan kedua. Terimalah pemberiannya, walaupun
sedikit, dengan penuh rasa syukur dan perkenankanlah permintaanya dengan penuh
rasa hormat.
Yang ketiga dan keempat.
Perhatikanlah arah matanya tertuju dan hidungnya mengendus.
Jangan sampai kedua matanya melihat sesuatu yang buruk dari
penampilanmu dan jangan pula hidungnya mengendus, kecuali harum semerbak dari
dirimu.
ANANDA CALON
SUAMI ISTRI YANG BERBAHAGIA LAKSANAKANLAH SEMUA PERINTAH ALLAH SWT DAN JANGAN
LANGGAR LARANGANNYA, ANTARA LAIN ADALAH :
(Q.S. Al Isra’ : 23).
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan akh dan janganlah kamu membentak mereka, dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
.
Kembangkanlah layar,
Bismillahi majreha wa mursa ina robbilgla ghafurrurrahim.
Aqulu qauli haza wastaghfirulahl’azima li walakum
walisairil muslimina walmuslimat, wal mu’minina wal mu’minat. Fastaghfiruhu,
innahu hual ghafururrahim.
Fattaqullaha mastato’tum.
Billahi fi sabilil haq.
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sÎ) OçFRr& Öt±o0 crçųtFZs? ÇËÉÈ
20. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak.
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum
30:21)
"Nikah itu
adalah sunahku, karena itu barang siapa yang membenci sunahku, ia bukan
sebahagian golonganku" (Hadits)
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah
kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku akan membanggakan
banyaknya jumlah kalian di tengah umat yang lain.” (Hadits)
Yang digarisbawahi di sini adalah kata “membanggakan”.
Bahwa, bagaimana kita sebagai umat Rasulullah SAW, selalu dapat
menghadirkan kondisi yang lebih baik, lebih manfaat bagi masyarakat.
Melalui pernikahan, kita membina keluarga baru yang lebih baik, melahirkan
anak-anak yang lebih baik, yang tidak terkontaminasi oleh penyakit masyarakat
saat ini. Bahkan sebaliknya, malah dapat menjadi bagian dari solusi
problematika masyarakat.
Dengan berkeluarga, lahirlah generasi-generasi baru yang lebih baik, yang
benar akidahnya, bagus ibadahnya, baik akhlaqnya, sehingga dapat dibanggakan,
dibanggakan oleh siapapun juga, dibanggakan oleh keluarganya, dibanggakan oleh
masyarakat, bahkan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.
Itulah hakikat pesan Rasulullah SAW di atas.
Kemudian janganlah lupa, bahwa berkeluarga adalah kehidupan yang manusiawi.
Artinya, ketika telah menikah, ketika menjadi suami, atau menjadi istri,
tidak serta-merta keduanya berubah menjadi malaikat. Mereka tetaplah manusia
biasa, manusia dengan berbagai kekurangan, di samping kelebihan-kelebihannya.
Kelebihannya untuk disyukuri, kekurangannya untuk disikapi dengan lapang dada.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan saling mengingatkan di antara pasangan
suami istri, saling membantu, saling tolong-menolong untuk memperbaiki
kekurangan masing-masing.
Teladanilah rumah
tangga Rasulullah SAW.
Ketika Aisyah melihat anak-anak yang bermain boneka di depan rumahnya, maka
timbul keinginannya untuk ikut bermain, Rasulullah tidak melarangnya. Betapa
Rasulullah pun kadang berlomba lari dengan Aisyah, ada kalanya Rasulullah yang
menang, ada kalanya Aisyah yang menang.
Demikianlah, membina keluarga Islami, keluarga sholeh, keluarga daiyah
bukan berarti keluarga yang monoton serius. Di dalamnya tetap ada tawa, canda,
walaupun tentu saja qiyamul lail, tilawah Quran dan ibadah-ibadah lain tidak
pernah terlewatkan.
Sehingga keluarga daiyah tetap senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat,
dan menjadi bukti ayat-ayat kauniyah.
Barakallaahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir. Amin.
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sÎ) OçFRr& Öt±o0 crçųtFZs? ÇËÉÈ
20. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak.
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum
30:21)
ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ
22. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang Mengetahui.
ô`ÏBur
¾ÏmÏG»t#uä
/ä3ãB$uZtB È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur Nä.ät!$tóÏGö/$#ur
`ÏiB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 4 cÎ) Îû
Ï9ºs
;M»tUy
5Qöqs)Ïj9
cqãèyJó¡o
ÇËÌÈ
23. Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
ô`ÏBur
¾ÏmÏG»t#uä
ãNà6Ìã
s-÷y9ø9$# $]ùöqyz
$YèyJsÛur
ãAÍit\ãur
z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB ¾Çósãsù
ÏmÎ/ ßöF{$# y÷èt/ !$ygÏ?öqtB 4 cÎ) Îû
Ï9ºs
;M»tUy
5Qöqs)Ïj9
cqè=É)÷èt
ÇËÍÈ
24. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
ô`ÏBur
ÿ¾ÏmÏG»t#uä br&
tPqà)s?
âä!$yJ¡¡9$#
ÞÚöF{$#ur ¾ÍnÌøBr'Î/
4
§NèO #sÎ)
öNä.$tãy
Zouqôãy z`ÏiB
ÇÚöF{$# !#sÎ) óOçFRr&
tbqã_ãørB
ÇËÎÈ
25. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila dia memanggil
kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
¼ã&s!ur `tB
Îû
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur ( @@à2 ¼ã&©!
tbqçFÏZ»s% ÇËÏÈ
26. Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di
langit dan di bumi. semuanya Hanya kepada-Nya tunduk
uqèdur Ï%©!$#
(#ätyö7t t,ù=yÜø9$# ¢OèO ¼çnßÏèã uqèdur Ücuq÷dr& Ïmøn=tã 4 ã&s!ur ã@sVyJø9$# 4n?ôãF{$# Îû
ÏNºuq»uK¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur 4 uqèdur âÍyèø9$#
ÞOÅ3ysø9$#
ÇËÐÈ
27.
Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari
permulaan, Kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan
kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi
di langit dan di bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
II
NAN EMPAT TALI PENGIKAT PERNIKAHAN
Seumpama
isteri kawan hidup
Ambil tamsil di bawah ini
Agar yang muda
tidak menyusup
Kawin cerai
silih-berganti
Kalau diri punya sepuluh teman
Enam orang mengandung iri
Kerja-perbuatan laksana kuman
Awak susah,
dia menari
Yang
tiga tergantung kondisi
Waktu kaya dia
mendekat
Ketika miskin
semua pergi
Sifat mereka
cari selamat
Hanya
satu teman sejati
Susah senang dia setia
Tidak berpikir
untung rugi
Curahan hati
penyimpan rahasia
Asalamualaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar