بِسْمِ اللهِ اَلْحَمْدُ لِلّهِ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Segala puji bagi Allah (3 kali), Allah Maha Besar (3 kali), Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”
عَنْ عَبْدِاللهِ؛ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُوْنُوْا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالَ فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ :أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُوْنُوْا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالَ فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ : إِنِّي َلأَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنُوْا شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ. وَسَأَخْبَرُكُمْ عَنْ ذَلِكَ. مَا الْمُسْلِمُوْنَ فِي الْكُفَّارِ إِلاَّ كَشَعْرَةِ بَيْضَاءٍ فِي ثَوْرٍ أَسْوَدَ. أَوْ كَشَعْرَةِ سَوْدَاءٍ فِي ثَوْرِ أَبْيَضَ
أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُوْنُوْا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالَ فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ :أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُوْنُوْا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالَ فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ : إِنِّي َلأَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنُوْا شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ. وَسَأَخْبَرُكُمْ عَنْ ذَلِكَ. مَا الْمُسْلِمُوْنَ فِي الْكُفَّارِ إِلاَّ كَشَعْرَةِ بَيْضَاءٍ فِي ثَوْرٍ أَسْوَدَ. أَوْ كَشَعْرَةِ سَوْدَاءٍ فِي ثَوْرِ أَبْيَضَ
Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda kepada kami: Ridakah kalian menjadi seperempat penghuni surga? Kami (para sahabat) bertakbir. Beliau bersabda lagi: Ridakah kalian menjadi sepertiga penghuni surga? Kami pun bertakbir. Lalu beliau kembali bersabda: Sungguh, aku berharap kalian dapat menjadi setengah penghuni surga. Aku akan memberitahukan hal itu kepada kalian. Orang-orang Islam di tengah orang-orang kafir seperti sehelai rambut putih pada sapi hitam, atau seperti sehelai rambut hitam pada sapi putih.”
ADAB & DO'A SAFAR
Setiap muslim memandang safar( bepergian ) sebagai keharusan dalam hidupnya, tidak bisa tidak dia harus mengadakan perjalanan, banyak ibadah yang pelaksanaannya harus dengan safar, seperti ; hajji, umroh, perang, mencari ilmu, berdagang, berkunjung ke tempat saudara termasuk mengadakan penelitian/ studi lapangan bagi para siswa atau mahasiswa.
Syariat Islam memberi tuntunan tentang kewajiban kewajiban yang harus dilaksanakan pada saat safar dan adab adabnya, untuk dipelajari dan dipraktekkan sejak berangkat sampai pulang ke rumah.
Syari’at Ubudiyah ketika safar:
1. Mengqoshor sholat empat roka’ah (kecuali maghrib dan shubuh). Sholatdzuhur, ‘ashar dan ‘isya dilaksanakan dua roka’at (Q.S. an Nisa ; 101).
2. Ketika wudhu boleh tidak melepas sepatu, sepatunya hanya diusap dengan air saja, dengan syarat sepatunya rapat dan panjangnya melebihi mata kaki.
3. Diperbolehkan tayammum jika kesulitan menemukan air yang bisa digunakan untuk berwudhu ( q.S. An Nisa 43 ).
4. Diberi kemurahan untuk tidak berpuasa wajib, dengan catatan sebagai penggantinya berpuasa diwaktu yang lain. ( Q.S. al Baqoroh 184 )
5. Diperbolehkan sholat sunnah di kendaraan walaupun kendaraannya tidak menghadap kiblat.
6. Diperbolehkan menjamak sholat dzuhur-‘Ashar dan maghrib-‘isya. Jika sholat‘ashar di waktu dzuhur atau sholat ‘isya diwaktu maghrib disebut jama’ taqdim. Jika sholat dzuhur di waktu ‘ashar atau sholat maghrib di waktu ‘isya disebut jama’ta-khir.
Adab Safar :
1. Harus menghindari segala hal yang mengandung kedzaliman dan kesia-siaan.
2. Biaya / dana yang digunakan untuk bepergian berasal dari rizki yang halal dan hendaklah meninggalkan dana/biaya untuk keperluan istri dan anak- anaknya yang ditinggal safar.
3. Hendaklah beramitan kepada keluarganya, saudara saudaranya dan teman temannya seraya mendo’akan dan berpesan :
أسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكـُمْ وَأمَانـَتَكـُمْ وَخَوَاتِيْمَ أعْمَالِكـُمْ
Artinya : Aku pasrahkan kepada Allah urusan agamamu, amanatmu dan hasil akhir amalmu.
Disambut oleh yang dipamiti :
زَوَّدَ كَ اللهُ التـَّقـْوَى وَغَفـَرَ ذ َنـْبَكَ وَوَجَّهَكَ إلـَى الخَيْرِ حَيْثُ تـَوَجَّهْتَ
Artinya : Semoga Allah membekalimu dengan ketaqwaan, mengampuni dosamu dan mengarahkan wajahmu kepada kebaikan kapan saja menghadapkan wajah.
4. Hendaknya menunjuk salah seorang untuk menjadi penanggung jawab safar tersebut jika yang safar rombongan.
5. Supaya sholat sunnah dua roka’at yang termasuk sholat istikhoroh.
6. Derdo’alah ketika berajak pergi dari rumah dengan bacaan do’a sebagai berikut;
بِسْمِ اللهِ توَكلْتُ عَلىَ اللهِ وَلا حَوْلَ وَلا قوَّةَ إلاَّ بِاللهِ , اللّهُمَّ إِ نِّيْ أعُوْذ بِكَ أَنْ أضِلَّّّ أوْ أُضَـلَّ أوْ أِزلَّ أوْ أُزَلَّ أوْأجْهَـلَ أوْ يُجْهَلَ عَلــَيَّ . |
Artinya : Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena Allah. Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari ketersesatan atau disesatkan, atau tergelincir atau digelincirkan ( kepada keburukan atau bahaya ) atau dari pembodohan atau dibodohi ( orang )..
Do’a ketika naik kendaraan :
بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ اللهُ أكْبَرْ تَوَكـَّلتُ عَلىَ اللهِ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لمْ يَشَأ لمْ يَكـُنْْ, سُبْحَانَ الـَّذِى سَخَّرَ لنَا هَذا وَمَا كـُنَّا لـَهُ مُقـِْرنِيْنَ وَإنَّا إلىَ رَبِّنَا لـَمُنـْقـَـلِبُوْن,اللهُـمَّ أسْألكَ فِى سـَفَِرنَا هَذا البـِرَّ وَالتَّقـْوَى وَمِنَ العَمَلِ مَا ترْضَى, اللهُــمَّ هَوِّنْ عَليْنَا سَفَِرنَا هَذا وَاطِو عَنَّا بُعْدَهُ . اللـَّهُمَّ أنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَِر, وَالخَلِيْفَة ُفِى الأهْلِ وَالمَالِ , اللـَّهُمَّ إنِّيْ أعُوْذ بكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَِر وَكَآبَةِ المَنْظَِر وَخَيْبَةِ المُنْقـَلـَبِ وَسُوْءِ المَنْظـَِر فِى المَاِل وَالأ هْــِل وَالوَلـَدِ (حديث صحيح عن أبى داود ) |
Artinya : Atas nama Allah dan dengan Allah, Allah Maha besar, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Apa yang Dia kehendaki betul betul terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, maha suci Dia Yang
7. Hendaklah bertakbir ketika menanjak ( di tempat yang tinggi )
8. Jika takut kepada seseorang hendaklah berdo’a :
اللـّهُمَّ إنـَّا نَجَألكَ فِى نـُحُوِْرهِمْ وَنَعُوْذ ِبكَ مِنْ شُرُوِْرهِمْ |
9. Hendaklah memanfa’atkan safar itu untuk selalu berdo’a kepada Allah, karena sesuai sabda Rosulullah saw : “Ada tiga do’a yang mustajabah ; 1. do’anya orang yang teraniaya, 2. do’anya orang yang sedang safar ( bepergian) dan do’anya orang tua terhadap anaknya.
10. Jika singgah di suatu tempat mohonlah perlindungan kepada Allah dengan membaca do’a :
أعُوْذ ِبكَلِمَاتِ اللهِ التـَّامَاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلقَ |
11. Jika saat malam tiba berdo’alah sebagai berikut :
يَا أرْضُ رَبّـِي وَرَبّكَ الله , إنـِّّيْ أعُــْوذ ُبـِاللهِ مِنْ شَرِّّكَ وَشَرِّ مَا ِفيْكَ, وَشَرِّ مَا خَلقَ فِيْكَ , وَشَرِّ مَا يَدُبُّ عَلـَيْكَ, وَأعُوْذ ُبـِاللهِ مِنْ شَرِّ أسَـدٍ وَأسْـوَدَ وَمِنْ حَيَّةٍ وَعَقـْرَبَ وَمِنْ سَاكِنِيْ البـَلـَدِ وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلـَدَ. |
12. Jika takut adanya serangga atau makhluk jahat yang lain bacalah do’a ini :
سُبْحَانَ المَلِكِ القـُدُّوْسِ رَبُّ المَلئِكَةِ وَالرُّوْحِ جَلـَّتْ السَّمَوَاتُ بـِالعِزَّةِ وَالجَبَرُوْتِ |
13. Jika sampai di kota yang dituju, berdo’alah sbb :
اللـَّهُمَّ اجْعَـلْ لنَا ِبهَا قـَـرَارًا وَارْزُقـْنَا فِـيْهَا ِرزْقـًا حَلاَلاً, اللـَّهُمَّ إنـِّي أسْألـُكَ مِنْ خَيْرِ هذِهِ المَدِيْنَةِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا , وَأعُوْذ ُبـِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا |
14. Segeralah pulang dan kembali kepada keluarganya jika urusan pada saat safar telah selesai. Jika sudah sampai di rumah bacalah takbir tiga kali kemudian bacalah do’a :
آثِبُوْن تَائِبُوْن عَابـِدُوْن لِرَبِّنَا حَامِدُوْن |
Selamat Jalan مَعَ السَّلامَة .......
اللَّھُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِني بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Ya Allah, cukupilah aku dengan (rezeki)-Mu
yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram.
Kayakanlah aku dengan kenikmatan-Mu bukan dari selain-
Mu“
yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram.
Kayakanlah aku dengan kenikmatan-Mu bukan dari selain-
Mu“
اللھُم إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْھَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّیْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari
kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan
penakut, dari cengkraman hutang dan laki-laki yang
menindas-(ku)“.
kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari
kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan
penakut, dari cengkraman hutang dan laki-laki yang
menindas-(ku)“.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar